This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 07 Maret 2013

hiperemesis gravidarum



Hiperemesis Gravidarum Kondisi di Awal Kehamilan yang Tak Boleh Diabaikan




IST
Beberapa waktu lalu, Kate Middleton menjalani perawatan rumah sakit karena mengalami morning sickness yang akut pada kehamilannya. Ini pula yang disebut dengan Hiperemesis Gravidarum.

Apa sesungguhnya Hiperemesis Gravidarum? Hiperemesis Gravidarum adalah suatu kondisi di mana terjadi mual dan muntah berlebihan pada ibu hamil sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.

Menurut hasil penelitian terbaru, morning sickness atau hyperemesis gravidarum mempengaruhi sekitar satu persen dari total jumlah wanita hamil. Kondisi ini umumnya terjadi pada awal kehamilan hingga usia
kehamilan enam bulan.

Menurut National Institutes of Health, biasanya, morning sickness ini tidak menyebabkan komplikasi serius pada ibu dan anak.

Namun para ahli mengungkapkan hal ini dapat menyebabkan dehidrasi parah dan menempatkan ibu serta bayinya berisiko kehilangan atau kekurangan nutrisi penting.

Gejala lain yang mungkin timbul termasuk tekanan darah rendah, denyut jantung yang cepat, sakit kepala, lesu, kelelahan, kebingungan dan calon ibu merasa sangat tidak sehat.

Ibu hamil ini cenderung tidak bisa makan dan minum yang membuat berat badannya menurun. Untuk itu perawatan di rumah sakit sangat penting karena tanpa infus dan cairan yang masuk bisa menyebabkan dehidrasi parah.

"Diagnosis diberikan ketika perempuan tidak bisa menerima makanan atau cairan karena muntah terus menerus, agar kondisinya tidak memburuk dan untuk menjaga nutrisi di tubuh mereka harus dirawat di rumah sakit," ujar konsultan obstetri, Daghni Rajasingam dari Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, seperti dikutip dari Daily Mail.

Rajasingam menuturkan kondisi tersebut diperkirakan akibat peningkatan kadar HCG (Human Chorionic Gonadotropin) atau hormon kehamilan yang bertambah setelah proses pembuahan.

Berikut ini tiga risiko kesehatan yang terkait dengan morning sickness berat, seperti dikutip situs LiveScience.

1. Kelahiran prematur

Sebuah studi terhadap lebih dari 81.000 wanita menemukan bahwa mereka yang mengalami mual dan muntah selama kehamilan yang mengganggu kehidupan mereka, sebanyak 23 persen lebih mungkin untuk melahirkan bayi sebelum 34 minggu, dibandingkan dengan perempuan yang mengatakan morning sickness mereka tidak secara langsung mempengaruhi aktivitas.

2. Risiko gangguan psikologis pada anak-anak

Sebuah studi yang diterbitkan tahun lalu menemukan anak yang lahir dari ibu yang mengalami hiperemesis gravidarum sekitar 3,5 kali lebih mungkin untuk memiliki masalah perilaku atau emosional, sepertikecemasan, depresi atau gangguan bipolar ketika mereka dewasa,dibandingkan dengan anak dari ibu tanpa gangguan tersebut.

Ibu dalam penelitian mengatakan mereka telah kehilangan setidaknya 5 persen dari berat badan ketika mengalami hiperemesis gravidarum. Para peneliti berspekulasi bahwa stres dan kecemasan selama kehamilan, serta gizi buruk, dapat mempengaruhi perkembangan otak janin.

3. Gangguan otak

Seorang wanita hamil berusia 25 tahun di India mengalami kondisi otak yang dikenal sebagai ensefalopati Wernicke setelah tiga bulan muntah,yang mengakibatkan penurunan berat badan. Demikian laporan yang diterbitkan pada Mei lalu di Journal of the Association of Physicians of India.

Perempuan itu mengalami kehilangan penglihatan dan masalah dengan keseimbangan dan berjalan. Sebuah pemindaian di otaknya menunjukkan perubahan yang konsisten dengan gangguan.

Ensefalopati Wernicke disebabkan oleh kekurangan vitamin B1 (tiamin), menurut National Institutes of Health. Pasien dapat mengalami kebingungan, masalah dengan koordinasi otot dan perubahan visi. (san/R-2)

Tidak Memicu Keguguran

Sebuah penelitian belum lama ini menyatakan bahwa perempuan yang terganggu dengan morning sickness atau mual dan muntah-muntah pada awal kehamilan, kecil kemungkinannya mengalami keguguran.

Namun perempuan yang tidak mengalami mual dan muntah selama trimester pertama kehamilan mereka tidak perlu cemas, kata Dr. Ronna L. Chan dari The University of North Carolina di Chapel Hill.

"Tidak semua wanita hamil yang tak mengalami masalah pada kehamilannya mengalami mual dan muntah di awal kehamilan atau sepanjang kehamilan. Selain itu, gejala kehamilan dapat bervariasi dari satu kehamilan ke kehamilan berikutnya, bahkan untuk wanita yang sama," ujarnya.

Untuk mengetahui hubungan antara morning sickness dengan risiko keguguran, Chan dan koleganya mengamati tidak hanya ada atau tidaknya gejala ini, tetapi berapa lama gejala ini berlangsung, di lebih dari 2.400 perempuan yang tinggal di tiga kota AS.

"Studi kami memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan beberapa penelitian sebelumnya, karena kami merekrut wanita yang baru saja hamil atau ketika mereka mencoba untuk hamil, sehingga kami bisa mengamati mereka selama kehamilan dan mengumpulkan data mengenai waktu serta kejadian mual dan muntah sejak awal," jelasnya.

89 persen wanita memiliki beberapa tingkatan morning sickness, sedangkan 53 persen mengalami muntah serta mual. 11 persen wanita mengalami keguguran sebelum memasuki pekan ke-20 kehamilan.

Hubungan ini sangat kuat untuk wanita yang berusia lebih tua. Bagi perempuan berusia di bawah 25 yang tidak mengalami morning sickness memiliki kemungkinan empat kali lipat keguguran dibandingkan dengan
rekan-rekan mereka yang mengalami mual dan muntah, sedangkan risiko keguguran meningkat hampir 12 kali lipat untuk wanita berusia 35 atau lebih yang tidak mengeluhkan morning sickness.

"Dan semakin lama seorang wanita memiliki gejala ini, semakin rendah pula risiko kegugurannya,” ujarnya peneliti. Keterkaitan ini kuat terutama pada wanita yang berusia lebih tua. Perempuan berusia 35 atau lebih yang mengeluhkan morning sickness setidaknya selama separuh masa kehamilan mereka, memiliki kemungkinan 80 persen lebih rendah untuk keguguran dibandingkan dengan perempuan di kelompok umur yang sama yang tidak memiliki gejala ini.

"Beberapa kondisi mual dan muntah selama kehamilan adalah mekanisme untuk membantu meningkatkan kualitas makanan wanita hamil atau cara untuk mengurangi atau menghilangkan zat berbahaya dari ibu dalam upaya untuk melindungi janin," jelasnya.(san/R-2)

Sejumlah Cara Meringankan Morning Sickness

Pengobatan yang diberikan untuk morning sickness atau hyperemesis gravidarum bisa dengan memberikan suntikan antikoagulan heparin untuk memberikan perlindungan terhadap pembekuan darah yang dipicu
dehidrasi, suplementasi vitamin B, serta infus salin intravena.

Jika ibu hamil mendapatkan penanganan yang tepat hingga kondisinya stabil, maka risiko kesehatan yang mungkin dialami bayi dan ibu hamil akan semakin kecil. Selain itu ada beberapa cara untuk meringankan morning sickness yang dilansir dari Goodtoknow berikut ini.

1. Makanlah dalam jumlah kecil, namun sering.

2. Minumlah cukup air mineral atau jus, dan hindari meminum minuman yang mudah membuat Anda merasa dehidrasi, seperti kopi atau alkohol.

3. Jangan tunda rasa lapar. Kalau malam hari Anda merasa lapar, makanlah biskuit atau kue kecil untuk camilan. Ingat, ibu hamil tidak disarankan berdiet. Jadi selama hamil, Anda tidak perlu takut ngemildi malam hari jika lapar.
4. Cukup beristirahat akan membuat stamina tubuh Anda terjaga, dan otomatis akan menekan perasaan mual.

5. Konsumsilah suplemen vitamin B6 dan B12, karena baik untuk menjaga kesehatan tubuh ibu hamil.

6. Udara segar akan membuat Anda merasa lebih baik, jadi disaat waktu luang atau akhir pekan, sebaiknya pergilah ke tempat-tempat yang berudara sejuk untuk membuat Anda lebih santai. (san/R-2)

Perdarahan Post Partum

PERDARAHAN POST PARTUM

BATASAN
Perdarahan post partum adalah perdarahan yang melebihi 500 ml (pada persalinan pervaginam) atau melebihi 1000 ml (pada persalinan dengan bedah sesar) yang terjadi setelah bayi lahir (Williams Obstetrics menggunakan batasan perdarahan yang terjadi setelah kala III lengkap). Perdarahan post partum dapat mulai terjadi sebelum maupun setelah terlepasnya plasenta. Disebut perdarahan post partum primer jika perdarahan post partum terjadi dalam 24 jam, jika terjadi setelah 24 jam tetapi sebelum 12 minggu post partum disebut perdarahan post partum sekunder.
Untuk kepentingan klinik, setiap kehilangan darah yang berpotensi menyebabkan instabilitas hemodinamik ibu harus dianggap sebagai perdarahan post partum.

PATOFISIOLOGI
Secara normal, setelah bayi lahir uterus akan mengecil secara mendadak dan akan berkontraksi untuk melahirkan plasenta, menghentikan perdarahan yang terjadi pada bekas insersi plasenta dengan menjepit pembuluh darah (disebut “living ligatures of the uterus”) pada tempat tersebut. Apabila mekanisme ini tidak terjadi atau terdapat sesuatu yang menghambat mekanisme ini (adanya sisa plasenta, adanya selaput plasenta yang tertinggal, adanya bekuan darah, dsb.) akan terjadi perdarahan akibat lumen pembuluh darah pada bekas insersi plasenta tidak tertutup atau tertutup tidak optimal. Perdarahan juga dpat terjadi akibat adanya robekan pada jalan lahir, dan gangguan pembekuan darah.

GEJALA KLINIS
Penyebab terjadinya perdarahan post partum, secara mudah adalah 4-T:
a)      Tonus        : atonia uteri, kandung kemih yang over distensi.
b)      Tissue        : retensi plasenta (sisa plasenta) dan bekuan darah.
c)      Trauma      : perlukaan pada vagina, serviks, atau uterus.
d)     Trombin    : gangguan pembekuan darah (bawaan atau didapat).

FAKTOR RISIKO
Faktor risiko untuk terjdinya perdarahan post partum adalah: kehamilan pertama kali, ibu gemuk, bayi besar, kehamilan kembar, persalinan lama atau persalinan dengan augmentasi, dan perdarahan antepartum. Paritas tinggi bukan faktor risiko yang kuat. Yang penting untuk diingat adalah: perdarahan post partum primer bahkan sering terjadi pada wanita risiko rendah, yang sering tidak diperkirakan.

PENGELOLAAN PERDARAHAN POST PARTUM PRIMER
a)      Mintalah bantuan apabila menghadapi kejadian ini (perlu pendekatan multidisipliner). Pasanglah infus dengan jarum besar (jika belum terpasang) untuk menjamin sirkulasi yang adekuat dan untuk memudahkan memasukkan obat-obatan, sebelum sirkulasi menjadi kolaps.
b)      Lakukan pijat uterus (masase uterus) sampai berkontraksi baik. Banyak bukti yang mendukung bahwa “masase uterus” dapat mencegah terjadinya perdarahan post partum akibat atonia uterus.
c)      Identifikasi adanya laserasi jalan lahir dan lakukan perbaikan. Tempatkan jahitan pertama kali setidaknya 1 cm di atas ujung luka. Lakukan pengamatan daerah yang akan dijahit dengan adekuat, jika perlu penjahitan dilakukan di kamar operasi.
d)     Lakukan eksplorasi rongga rahim untuk memastikan tidak adanya laserasi uterus dan menjamin tidak adanya sisa plasenta dan bekuan darah dalam rongga rahim.
e)      Ambilah contoh darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan jumlah trombosit, golongan darah, fibrinogen, produk-produk pemecahan fibrin, prothrombin time, dan partial prothrombin time.
f)       Berikan uterotonika:
1)      Oksitosin 20 – 80 UI dalam 1000 cc NaCl / RL secara drip. Pemberian 20 U oksitosin dalam 1000 ml NaCl / RL cukup efektif jika diberikan dengan secara drip dengan dosis 10 ml/ menit (20 mU oksitosin per menit) yang disertai dengan masase uterus yang efektif; dan atau
2)      Misoprostol 800 – 1000 ug (4 – 5 tablet) secara rektal. Misoprostol dapat diberikan sebagai alternatif pada persalinan pervaginam jika oksitosin tidak tersedia.
3)      Methil ergometrin 0,2 mg secara IM (jangan diberikan pada penderita darah tinggi) setiap 2 – 4 jam, dan atau
4)      Carboprost tromethamine (jika tersedia) 0,25 mg IM setiap 15 – 90 menit. Dosis maksimal 2 mg (jangan diberikan pada penderita asthma).
Pemberian misoprostol 800 ug secara rektal biasanya dipergunakan sebagai“obat lini pertama” untuk pengelolaan perdarahan post partum, oleh karena secara bermakna menurunkan risiko kemungkinan tetap adanya perdarahan setelah intervensi. Akan tetapi tidak ada cukup bukti untuk menunjukkan bahwa misoprostol lebih baik dibanding dengan kombinasi oksitosin dan ergometrin saja dalam pengelolaan perdarahan post partum.  Juga tidak cukup bukti untuk menentukan kombinasi obat terbaik, cara pemberian, dan dosis obat dalam pengelolaan perdarahan post partum.
g)      Pasang kateter menetap untuk memantau produksi urine.
h)      Jika dicurigai adanya retensi sisa plasenta, dapat dilakukan kuretase.
i)        Jika diperlukan dapat diberikan transfusi darah dan produk darah.
j)        Tetap monitor penderita, jangan ditinggalkan sendirian.

PENGELOLAAN PERDARAHAN POST PARTUM SEKUNDER
Sampai saat ini tidak ada informasi penelitian secara RCTs (randomised controlled trials) untuk pengelolaan perdarahan post partum sekunder.

PADA KASUS TIDAK RESPONSIF TERHADAP OXYTOCIN
Perdarahan yang masih tetap berlangsung setelah pemberian oksitosin berulangkali, mungkin disebabkan oleh adanya laserasi jalan lahir. Segera lakukan langkah-langkah yang berikut:
1)      Lakukan kompresi bimanual.
2)      Cari bantuan tenaga.
3)      Pasang infus jalur ke dua dengan jarum yang besar, sehingga drip oksitosin tetap dapat diberikan, dan dapat diberikan cairan lain/darah melalui infus yang ke dua. Oleh karenanya setiap pasien obstetri harus diketahui golongan darahnya sebelum persalinan. Pada kondisi sangat darurat, golongan darah “O” dengan golongan “Rhesus Negatif” dapat diberikan.
4)      Lakukan ekplorasi rongga rahim kembali untuk memastikan tidak adanya sisa plasenta, tidak adanya bekuan darah, dan laserasi uterus/robekan uterus.
5)      Lakukan eksplorasi jalan lahir untuk memastikan tidak adanya robekan serviks dan vagina. Lakukan penjahitan secara benar jika ditemukan laserasi jalan lahir.
6)      Lakukan pemasangan kateter menetap untuk memantau produksi urine.
7)      Pada kasus yang tetap tidak memberikan respon terapi dengan langkah-langkah di atas, pertimbangkan untuk melakukan intervensi pembedahan. Tindakan yang dapat dilakukan: mengikat arteria uterina, mengikat arteria iliaka interna, melakukan kompresi uterus dengan tehnik B-Lynch, penggunaan tampon uterus atau dengan mempergunakan Foley kateter 24F yang kemudian diisi dengan 60 – 80 NaCl (pada penderita yang menginginkan  fertilitasnya dipertahankan). Tindakan tersebut dapat dikombinasikan sebelum memutuskan untuk melakukan histerektomi.

PENYULIT
Penyulit yang dapat terjadi pada perdarahan post partum adalah: syok hipovolemik, DIC, gagal ginjal, gagal hati, ARDS, dan kematian penderita.


DAFTAR PUSTAKA
1.      Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY. Obstetrical hemmorrhage. In: Williams Obstetric. 23rd Ed. McGrawHill Medical, New York, 2010.
2.      Crawford JT, Tolosa JE. Abnormal third stage of labor. In: Berghella V. Obstetric evidence based guidelines. Series in Maternal Fetal Medicine. Informa healthcare, UK, 2007.
3.      Hofmeyr  GJ, Neilson JP, Alfirevic Z, Crowther CA, Gulmezoglu AM, Hodnett ED, Gyte GML, Duley L. A cochrane pocketbook. Pregnancy and childbirth. John Wiley and Son Ltd. The Cochrane Collaboration. 2008.
4.      Thorp JM, Jr. Clinical aspects of normal and abnormal labor. In: Creasy RK, Resnik R, Iams JD, Lockwood CJ, Moore TR. Creasy and Resnik’s maternal – fetal medicine. Principles and practice. 6th Ed. Saunders elsevier, 2009. p 691 – 717.
5.      Leduc D, senikas V, Lalonde AB. Activemanagement of the third stage of labour: prevention and treatment of postpartum hemorrhage. SOGC Clinical Practice Guideline. JOGC, Oktober 2009. p 980 – 93.


Plasenta Previa


Therapi Alternatif untuk Plasenta Previa





Plasenta previa adalah suatu kondisi di mana letak plasenta terlalu rendah dalam rongga rahim, dimana sebagian atau seluruhnya menutupi pembukaan serviks. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan dan menghambat ibu untuk melahirkan secara normal melalui vagina. Dan kasus ini terjadi pada sekitar 1 dalam setiap 200 kehamilan. 
Meskipun penyebab plasenta previa tidak diketahui, beberapa ahli percaya bahwa implantasi plasenta tidak dapat terjadi pada bagian yang sama dari dinding rahim lebih dari sekali. Artinya jika kehamilan yang lalu Anda mengalami plasenta previa maka di kehamilan berikutnya bisa dipastikan Anda tidak akan mengalami plasenta previa lagi atau plasenta tidak akan melekat di dinding yang sama dnegan perlekatan pada kehamilan sebelumnya. Namun Jika seorang wanita hamil beberapa kali (lebih dari 5 kali) dan bagian bawah rahim mungkin satu-satunya tempat tersisa di mana plasenta dapat ditanamkan maka plasenta akan tertanam disana. Itulah mengapa plasenta previa lebih sering terjadi pada wanita yang telah mengalami kehamilan sebelumnya.

Plasenta previa atau plasenta rendah selama kehamilan merupakan masalah yang cukup sering terlihat hari ini. Kondisi ini mungkin terbukti menjadi berbahaya bagi ibu serta bayi jika tidak ditangani dengan hati-hati. Therapi semntara menyarankan istirahat total sebagai solusi.

namun Dalam sebagian besar kasus, ada kemungkinan bahwa di bulan kedelapan plasenta akan bergerak/bergeser naik ke atas di dalam rahim, menjauhi serviks. Tapi banyak juga plasenta yang tidak bergerak/bergeser dan itu menjadi penyebab rasa khawatir khawatir.

Salah satu perhatian utama dalam kasus pasien dengan plasenta previa adalah bahwa, ketika terjadi pembukaan jalan lahir yang mana baik sebagian atau seluruhnya diblokir oleh plasenta, maka ini sangat mungkin dapat menyebabkan perdarahan. Hal inilah yang menyebabkan dokter pasti menyarankan kepad aAnda untuk melahirkan melalui operasi sesar. Karena Perdarahan yang berlebihan selama proses kelahiran dapat berbahaya bagi
 ibu dan bayinya.
Ada tiga jenis plasenta previa:
1. Lengkap/Totalis, di mana leher rahim benar-benar tertutup,
2. parsial, di mana hanya sebagian dari serviks ditutupi,
3. dan plasenta letak rendah atau marjinal, di mana plasenta tidak menutupi leher rahim tapi dekat cukup untuk berpotensi mengganggu proses persalinan.

Gejala Plasenta Previa
plasenta previa mungkin menunjukkan beberapa gejala selama trimester pertama atau bisa sepenuhnya asimtomatik, yang ditemukan hanya pada trimester ketiga, setelah ultrasound. Beberapa gejala dasar plasenta rendah mungkin-timbulnya bercak selama tiga bulan pertama, nyeri di daerah perut bagian bawah dan demam ringan dalam beberapa kasus.
Namun Gejala utama plasenta previa adalah terjadinya perdarahan di vagina tanpa rasa sakit. Perdarahan dapat dimulai paling dini di minggu 24 sampai 26, meskipun lebih sering terjadi selama 4 atau 5 minggu terakhir. Ini terjadi mungkin akibat dari bagian bawah rahim yang meregang dan berdilatasi selama kehamilan di minggu-minggu terakhir. Hal ini menyebabkan perdarahan dalam jumlah yang bervariasi, mulai dari yang ringan sampai berlimpah. Darah biasanya berwarna merah cerah, yang menunjukkan perdarahan segar. Dan ini tidak berhubungan dengan cedera sebelumnya, seperti jatuh.

nah ketika Anda mendapati tanda atau gejala di atas ada baiknya Anda memeriksakan diri ke dokter kandungan untuk di lakukan USG untuk menilai letak plasenta. Setelah plasenta previa telah didiagnosis, derajat perdarahan vagina biasanya digunakan untuk menentukan jenis pengobatan, baik tertunda atau aktif. Jika pendarahan vagina sedikit, pengobatan sementara umumnya dipilih karena memungkinkan waktu janin cukup matang untuk bertahan hidup di luar tubuh ibu. Pengobatan ini adalah dengan merawat ibu
 di rumah sakit, menganjurkan untuk beristirahat di tempat tidur (bedrest), dan mengawasi secara ketat akan perdarahan ulang. Namun Ketika saatnya untuk melahirkan bayi (bayi sudah matang/mature), maka SC akan dilakukan.

Jika pendarahan vagina berat, dapat menyebabkan kehilangan darah yang parah dari ibu. maka ini memerlukan pengobatan aktif untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayi, bahkan jika bayi lahir prematur. Maka SC akan dilakukan segera jika perdarahan vagina dari plasenta previa berat.



Alternatif terapi untuk mengobati plasenta previa
Sebelum membaca lebih lanjut tentang terapi alternatif untuk plasenta previa silahkan Anda membaca link berikut ini:
Plasenta letak rendah umumnya rendah menjadi baik-baik saja secara sendiri. Berikut adalah beberapa cara di mana Anda dapat membantu diri Anda sendiri.untuk merangsang supaya plasenta mau dan bisa bergeser ke atas:
Ø Metode pertama dan yang paling umum untuk mengobati plasenta rendah /previaadalah istirahat. Dokter di seluruh dunia menganjurkan istirahat total untuk wanita hamil yang menderita plasenta previa. Jika ada perdarahan disarankan untuk menempatkan dua bantal di bawah kaki ,lutut dan pinggang. Dokter juga menyarankan untuk membatasi gerakan mereka untuk minimum, bangun hanya untuk makan dan pergi ke toilet.
Ø Akupunktur adalah metode lain, cukup lazim di cina, untuk membantu mengobati plasenta previa. Para praktisi akupunktur memiliki titik tusukan utama di mana mereka memasukkan jarum untuk membantu plasenta menjauh dari serviks. Du 20 adalah salah satu titik tersebut, yang terletak di bagian atas kepala, yang dikenal untuk menyembuhkan masalah ini. Kadang bisa dengan menggunakan akupresure atau moxa di Du 20.

Penelitian terbaru dari Jepang menunjukkan bahwa tusuk jarum akupunktur di poin Du 20 - Ba Hui (yang sering diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai 'One Hundred metting'), meningkatkan aliran darah ke otak melalui arteri serebral tengah dan anterior (lihat link http: / / www.jcm.co.uk/research-archive/article/needling-du-20-increases-cerebral-blood-flow-1837/). Dan iini dapat membantu meningkatkan qi dalam tubuh.
Ø Beberapa gerakan yoga restoratif juga bisa dilakukan tuk bantu atasi plasenta previa.
Ø Hypnobirthing dengan komunikasi dengan janin. Dan dalam hal ini sebaiknya Anda mencari therapist yang handal karena Anda harus di bimbing untuk masuk ke adalam deltha dan thetha state silahkan hubungi praktisi dari www.hypnobirthingindonesia.com untuk membantu kasus Anda

Beberapa hal yang harus diingat –
1. pemeriksaan vagina tidak dilakukan pada wanita yang menderita plasenta rendah selama kehamilan.
2. Dalam kasus masalah plasenta rendah, hindari hubungan seksual sepenuhnya selama kehamilan Anda.
3. Hati-hati saat bergerak karena beberapa gerakan harus benar-benar dihindari. Jika Anda ingin Yoga restoratif, Anda harus di dampingi oleh guru yoga yang berpengalaman, untuk Anda yang ada di jawa bisa hubungi www.bidankita.com atauwww.yogaleaf.com
4. Setiap jenis perdarahan walaupun itu hanya bercak tidak boleh diabaikan dan harus diperiksakan segera.