Kamis, 21 Februari 2013

manuscript KTI ku


ABSTRAK

Setiap ibu hamil seharusnya memilih penolong persalinan ke tenaga yang terlatih dan memiliki keterampilan yang sudah memenuhi syarat yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Namun kenyataannya dari 7 ibu hamil trimester III, didapatkan 2 ibu hamil memilih persalinan ke dukun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang penolong persalinan dengan pemilihan penolong persalinan.
Desain penelitian analitik observasional secara cross sectional. Populasi semua ibu hamil trimester III sebanyak 29 orang. Pengambilan sampel secara simple random sampling sebanyak 27 responden. Variabel independen adalah tingkat pengetahuan ibu hamil tentang penolong persalinan dan variabel dependen adalah pemilihan penolong persalinan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Setelah ditabulasi data dianalisis dengan uji Mann Whitney, tingkat kemaknaan α= 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan hampir setengah (40,7%) responden memiliki tingkat pengetahuan cukup dan hampir seluruh (81,5%) responden memilih penolong persalinan bidan. Hasil  uji statistik Mann Whitney didapatkan ρ= 0,000 < α=0,05 sehingga H0 ditolak artinya ada hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang penolong persalinan dengan pemilihan penolong persalinan.
Kesimpulan adalah hampir setengah responden berpengetahuan cukup. Diharapkan bagi profesi bidan lebih meningkatkan pendekatan pada masyarakat khususnya ibu hamil dan bersalin dengan memberikan penyuluhan untuk mengarahkan kemana persalinan dilakukan untuk mendapatkan pertolongan persalinan yang bersih dan aman sehingga mampu menunjang upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI).

Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Pemilihan penolong persalinan

ABSTRACT

Every pregnant mother should choose a trained and skilful care giver who has qualifications set by the government. However, the fact show that among 7 pregnant mother in the third semester, 2 of them come to the traditional birth attendant or help. Therefore, the purpose of this study was to find out the relationship between the pregnant mother’s level of knowledge about the birth attendant and the choosing of birth attendant.
The method used in this research was analytic-observational done by applying the cross sectional method. The population involved all pregnant mothers in the third trimester, totally 29 people in which 27 respondents were taken as the samples by using the simple random sampling technique. The independent variable was the pregnant mother’s level of knowledge about the birth attendant, whereas the dependent one was the choosing of birth attendant. Moreover, questionnaires were used to collect the data.  After tabulating the data, they were analyzed using Mann-Whitney’s test with the significance level α = 0.05.
The result of research showed that nearly half of the respondents (40.7%) were in the intermediate level of knowledge, and nearly almost of the respondent (81,5%) chose to come to midvives to help them during labor. Moreover, the result of Mann-Whitney’s test showed that ρ = 0.000 < α = 0.05 so that H0 was rejected illustrating that there was a relationship between the pregnant mother’s level of knowledge about the birth attendant and the choosing of birth attendant.
The conclusion of this study was that nearly half of the respondent were in the intermediate level of knowledge. Hence, the midwives should increase their approach to the society, especially the pregnant and laboring mothers by giving information to guide where they should go to get the hygieneous and safe labor in order to be able to decrease the maternal mortality rate.

Keywords: level of knowledge, choosing of birth attendant.

LATAR BELAKANG

Pemilihan penolong persalinan merupakan salah satu hal yang sudah harus dilakukan oleh ibu hamil menjelang kelahiran bayinya karena hal tersebut merupakan salah satu yang paling mempengaruhi apa yang akan terjadi selama proses persalinan. Persalinan yang aman memastikan bahwa semua penolong persalinan mempunyai keterampilan dan alat untuk memberikan pertolongan yang aman,  bersih dan mencegah terjadinya komplikasi selama persalinan dan setelah bayi lahir.
Dari survei awal yang dilakukan di desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan pada bulan Januari-Maret 2012 terdapat 36 ibu bersalin, dimana dari 10 ibu bersalin, 6 diantaranya bersalin di tenaga kesehatan dan 4 ibu bersalin di tenaga non kesehatan. Data di Puskesmas Palengaan tercatat terdapat 29 ibu hamil di Desa Larangan Badung dan dari hasil wawancara terhadap 7 ibu hamil trimester III, didapatkan 2 ibu hamil memilih persalinan ke tenaga non kesehatan atau dukun.
Dengan rendahnya tingkat pengetahuan ibu tentang penolong persalinan membuat ibu lebih memilih pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan padahal hal tersebut akan menimbulkan berbagai masalah karena persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan, dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai serta penolong persalinan yang terlatih. Tenaga kesehatan khususnya bidan sebagai tenaga terlatih dalam masyarakat memegang peranan penting untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya pada ibu hamil dan bersalin salah satunya dengan cara pelaksanaan sosialisasi atau penyuluhan secara intensif dan berkesinambungan untuk mengarahkan kemana persalinan dilakukan untuk mendapatkan pertolongan persalinan yang bersih dan aman.





METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan adalah bersifat analitik observasional karena bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional. Cross sectional merupakan rancangan penelitian yang melakukan pengukuran atau pengamatan data variabel independen yaitu tingkat pengetahuan ibu hamil tentang penolong persalinan dan variabel dependen yaitu pemilihan penolong persalinan hanya satu kali pada saat bersamaan (sekali waktu).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III di desa Larangan Badung sebanyak 29 responden. Sampling dilakukan secara probalitity sampling dengan tujuan untuk memberikan peluang yang sama dalam pengambilan sampel dan tekhnik yang digunakan adalah simple random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak sederhana ( Hidayat, 2007). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012
Dalam penelitian ini  dibagi menjadi dua variabel, variabel independen adalah tingkat pengetahuan ibu hamil dan variabel dependen adalah pemilihan penolong persalinan. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner.
Setelah data terkumpul dari responden dilakukan pengolahan data dengan cara Editing, Coding, Procesing, Cleaaning dan Tabulating. Data yang terkumpul kemudian di olah dengan menggunakan perangkat SPSS 17 for windows. Data yang diperoleh dan dikumpulkan tersebut akan diolah dengan uji statistik Mann Whitney dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Jika probabilitas < 0,05 atau p < α, maka Ho ditolak berarti ada hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang penolong persalinan dengan pemilihan penolong persalinan. Sebaliknya,  jika probabilitas > 0,05 atau p > α, maka Ho diterima berarti tidak ada hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang penolong persalinan dengan pemilihan penolong persalinan.

HASIL PENELITIAN

1. Data Umum
a. Karakteristik responden berdasarkan umur.
Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di Desa Larangan  Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan bulan Juni 2012.
No
Umur (tahun)
Frekuensi
Persentase (%)
1.
2.
3.

<20
20-35
>35
  6
18
  3
22,2
66,7
11,1


Jumlah
27
         100,0
Sumber: Data primer, Juni 2012.
            Tabel 5.1 menunjukkan sebagian besar (66,7%) responden berumur antara 20-35 tahun.
b. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan.
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di Desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan bulan Juni 2012.
No
Pendidikan
Frekuensi
Persentase (%)
1.
2.
3.
Dasar (SD, SMP)
Menengah (SMA/SMK)
Tinggi (Akademi, PT)

23
  2
  2
85,2
  7,4
  7,4

Jumlah
27
         100,0
Sumber : Data primer, Juni 2012
Tabel 5.2 menunjukkan hampir seluruh (85,2%) responden berpendidikan dasar (SD, SMP).
c. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan.
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.3    Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di Desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan bulan Juni 2012.
No
Pekerjaan
Frekuensi
Persentase (%)
1.
2.
3.
4.

Tidak Bekerja/IRT
Buruh Tani
Swasta
PNS
16
  7
  2
  2
59,3
25,9
  7,4
  7,4

Jumlah
27
         100,0
Sumber : Data primer, Juni 2012
            Tabel 5.3 menunjukkan sebagian besar (59,3%) responden tidak bekerja/IRT.




d. Karakteristik responden berdasarkan gravida.
Karakteristik responden berdasarkan jumlah kehamilan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.4    Distribusi frekuensi responden berdasarkan jumlah kehamilan di Desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan bulan Juni 2012.
No
Gravida
Frekuensi
Persentase (%)
1.
2.
3.

Primigravida
Multigravida
Grandemultipara
13
14
  0
48,1
51,9
0

Jumlah
27
         100,0
Sumber : Data primer, Juni 2012
Tabel 5.4 menunjukkan sebagian besar responden (51,9%) adalah multigravida.
2. Data Khusus
a. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pengetahuan ibu.
Karakteristik responden berdasarkan tingkat pengetahuan ibu dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.5    Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan ibu tentang penolong persalinan di Desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan bulan Juni 2012.
No
Tingkat pengetahuan
Frekuensi
Persentase (%)
1.
2.
3.

Baik
Cukup
Kurang

10
11
  6
37,0
40,7
22,2

Jumlah
27
         100,0
Sumber : Data primer, Juni 2012
            Tabel 5.5 menunjukkan hampir setengah (40,7%) responden memiliki tingkat pengetahuan cukup tentang penolong persalinan.




b. Karakteristik responden berdasarkan pemilihan penolong persalinan.
Karakteristik responden berdasarkan pemilihan penolong persalinan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.6    Distribusi frekuensi responden berdasarkan pemilihan penolong persalinan di Desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan bulan Juni 2012.
No
Pekerjaan
Frekuensi
Persentase (%)
1.
2.

Bidan
Dukun
22
  5
81,5
18,5

Jumlah
27
         100,0
Sumber : Data primer, Juni 2012
            Tabel 5.6 menunjukkan hampir seluruh (81,5%) responden memilih penolong persalinan bidan. 
c. Karakteristik hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang penolong persalinan dengan pemilihan penolong persalinan.
Karakteristik responden berdasarkan hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang penolong persalinan dengan pemilihan penolong persalinan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.7    Tabulasi silang hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang penolong persalinan dengan pemilihan penolong persalinan di Desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan bulan Juni 2012.
Tingkat Pengetahuan
Pemilihan penolong persalinan
Total

Bidan
Dukun



N
%
N
%
%
Baik
10
100,0
0
0
10
100,0
Cukup
11
100,0
0
0
11
100,0
Kurang
  1
  16,7
5
83,3
  6
100,0
Total
22
  81,5
5
18,5
27
100,0
Sumber: Data primer, Juni 2012
Tabel 5.7 menunjukkan dari 10 responden yang memiliki pengetahuan baik tentang penolong persalinan seluruhnya (100%) memilih penolong  persalinan bidan, dari 11 responden yang memiliki pengetahuan cukup tentang penolong persalinan seluruhnya (100%) memilih penolong persalinan bidan, dan dari 6 responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang penolong persalinan hampir seluruhnya (83,3%) memilih penolong persalinan dukun. Dari hasil uji Mann Whitney dengan tingkat signifikan 0,000 (α= 0,05) berarti H0 ditolak yang berarti ada hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang penolong persalinan dengan pemilihan penolong persalinan di desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan.
PEMBAHASAN
A.      Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan dari 27 responden hampir setengah (40,7%) memiliki tingkat pengetahuan cukup tentang penolong persalinan. Pengetahuan yang cukup dapat disebabkan masih banyak ibu hamil yang belum mengerti tentang peran dan kriteria dari penolong persalinan serta resiko pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan (dukun) . Pengetahuan dapat diperoleh dari proses yang terjadi dimana dan kapan saja, sifat khas dari belajar adalah memperoleh sesuatu yang belum diketahui sekarang dapat diketahui, yang belum dimengerti sekarang dapat dimengerti. Hal tersebut sesuai dengan teori Notoatmodjo (2003) bahwasanya pengetahuan  merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang tersebut melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Dan menurut Hasan ( 2005) menyebutkan bahwa pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui.

B.       Pemilihan Penolong Persalinan

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan dari 27 responden hampir seluruh (81,5%) memilih penolong persalinan bidan. Hal ini dikarenakan jumlah bidan di desa Larangan Badung sudah cukup banyak serta kegiatan masyarakat khususnya yang berkaitan dengan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) seperti posyandu dan pertemuan dengan tokoh masyarakat dan kader setempat juga aktif dilaksanakan. Disinilah bidan aktif melakukan penyuluhan dan tanya jawab dengan masyarakat khususnya yang berkaitan dengan masalah kesehatan.  Oleh sebab itu, masyarakat cenderung sudah mengenal dekat keberadaan bidan dan lebih memilih penolong persalinan bidan. Mereka beralasan bidan telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan standar pertolongan persalinan sehinggga merasa lebih aman untuk melahirkan di bidan. Bidan di wilayah Larangan Badung juga tetap menghargai peran dukun bayi, sehingga tetap terus melakukan kemitraan.
Pada tabel 5.6 juga dapat diketahui bahwa terdapat 5 (18,5%)  responden yang memilih penolong persalinan pada dukun. Kondisi ini menurut peneliti disebabkan karena ibu tidak mengetahui faktor-faktor resiko dan bahaya jika pertolongan persalinan dilakukan oleh dukun dengan segala keterbatasan pengetahuannya tentang perawatan persalinan. Ketika harus memutuskan kepada siapa persalinannya akan ditolong, maka pengalaman orang tua dan orang-orang yang disekitarnyalah yang lebih dijadikan acuan ketimbang faktor kompetensi si penolong persalinan. Mereka menganggap bahwa bersalin ke dukun atau bidan sama saja. Selain itu, faktor jarak juga mempengaruhi ibu hamil dalam memilih penolong persalinan. Mereka yang memilih dukun beralasan karena dukun tinggal dekat dengan rumah mereka. Adanya anggapan bahwa melahirkan di bidan atau dukun sama saja, menjadikan ibu hamil termasuk keluarganya lebih memilih dukun sebagai penolong daripada pada bidan yang memiliki jarak lebih jauh dengan tempat tinggal mereka.

C.      Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Penolong Persalinan Dengan Pemilihan Penolong Persalinan

Hasil uji statistik Mann Whitney dengan menggunakan SPSS 17,0 didapatkan ρ = 0,000 yang berarti ρ < 0,05 maka ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang penolong persalinan dengan pemilihan penolong persalinan.
Berdasarkan tabel 5.7 tabulasi silang menunjukkan bahwa dari 10 responden yang berpengetahuan baik seluruhnya (100%) memilih penolong persalinan bidan, dari 11 responden yang berpengetahuan cukup seluruhnya (100%) memilih penolong persalinan bidan, dan dari 6 responden yang berpengetahuan kurang hampir seluruhnya (83,3%) atau 5 responden memilih penolong persalinan dukun. Hal ini menunjukkan bahwa pada ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik dan cukup memiliki kesadaran yang lebih tinggi untuk memilih penolong persalinan ke tenaga kesehatan (bidan) karena ibu hamil sudah memahami bahwa setiap persalinan itu beresiko sehingga semua persalinan harus ditangani oleh tenaga yang terlatih dan memiliki keterampilan yang sudah memenuhi syarat yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dalam hal ini adalah seorang bidan. Tingkat pengetahuan yang baik membuat seseorang lebih selektif dalam memilih penolong persalinan untuk dirinya, terutama memilih penolong persalinan yang lebih profesional.
       Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan indikator dari orang melakukan tindakan sesuatu, jika seseorang didasari pada pengetahuan yang baik terhadap kesehatan maka orang tersebut akan memahami bagaimana kesehatan itu dan mendorong untuk mengaplikasikan apa yang akan diketahui.

SIMPULAN

Berdasarkan data hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.    Ibu hamil hampir setengahnya memiliki tingkat pengetahuan cukup tentang penolong persalinan di desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan.
2.    Ibu hamil hampir seluruhnya memilih penolong persalinan bidan di desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan.
3.    Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang penolong persalinan dengan pemilihan penolong persalinan di desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan.






SARAN
1.    Bagi masyarakat
Diharapkan masyarakat khususnya ibu hamil untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang penolong persalinan termasuk juga tentang pentingnya memilih pertolongan persalinan kepada tenaga kesehatan dalam hal ini adalah bidan.
2.    Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan dapat melanjutkan penelitian dengan teknik pengambilan dan analisa data yang lebih akurat sehingga lebih sempurna di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Hidayat (2007) . Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data . Jakarta, Salemba Medika
Alwi&Hasan( 2005) . Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta, Balai Pustaka
Arikunto, Suharsini (2004) . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta, Rineka Cipta
Mansor,Antonius (2011). Persalinan dan Penolong Persalinan .http://papuapost.com/2011/02/persalinan-dan-penolong-persalinan.html,  diakses tanggal 9 April 2012

Notoatmodjo, Soekidjo (2003). Pendidikan dan  Perilaku Kesehatan . Jakarta,  Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo (2007) . Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni . Jakarta,  Rineka Cipta
Rohani, dkk  (2011).  Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan  . Jakarta,  Salemba Medika

Wawan dan Dewi (2010) . Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku  Manusia. Yogyakarta, Nuha Medika






0 komentar:

Posting Komentar