ABSTRAK
Setiap ibu
hamil seharusnya memilih penolong persalinan ke tenaga yang terlatih dan
memiliki keterampilan yang sudah memenuhi syarat yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah. Namun kenyataannya dari 7 ibu hamil trimester III, didapatkan 2 ibu
hamil memilih persalinan ke dukun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang penolong persalinan dengan
pemilihan penolong persalinan.
Desain
penelitian analitik observasional
secara cross sectional. Populasi
semua ibu hamil trimester III sebanyak 29 orang. Pengambilan sampel secara simple random sampling sebanyak 27
responden. Variabel independen adalah tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
penolong persalinan dan variabel dependen adalah pemilihan penolong persalinan.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Setelah ditabulasi data dianalisis
dengan uji Mann Whitney, tingkat
kemaknaan α= 0,05.
Hasil
penelitian menunjukkan hampir setengah (40,7%) responden memiliki tingkat
pengetahuan cukup dan hampir seluruh (81,5%) responden memilih penolong
persalinan bidan. Hasil uji statistik Mann Whitney didapatkan ρ= 0,000 <
α=0,05 sehingga H0
ditolak artinya ada hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang penolong
persalinan dengan pemilihan penolong persalinan.
Kesimpulan adalah
hampir setengah responden berpengetahuan cukup. Diharapkan bagi profesi bidan
lebih meningkatkan pendekatan pada masyarakat khususnya ibu hamil dan bersalin
dengan memberikan penyuluhan untuk mengarahkan kemana persalinan dilakukan
untuk mendapatkan pertolongan persalinan yang bersih dan aman sehingga mampu
menunjang upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI).
Kata Kunci : Tingkat pengetahuan,
Pemilihan penolong persalinan
ABSTRACT
Every pregnant mother should choose a
trained and skilful care giver who has qualifications set by the government. However,
the fact show that among 7 pregnant mother in the third semester, 2 of them
come to the traditional birth attendant or help. Therefore, the purpose of this
study was to find out the relationship between the
pregnant mother’s level of knowledge about the birth attendant and the choosing
of birth attendant.
The method used in this research was analytic-observational done by
applying the cross sectional method. The population involved all pregnant
mothers in the third trimester, totally 29 people in which 27 respondents were
taken as the samples by using the simple random sampling technique. The
independent variable was the pregnant mother’s level of knowledge about the
birth attendant, whereas the dependent one was the choosing of birth attendant.
Moreover, questionnaires were used to collect the data. After tabulating the data, they were analyzed
using Mann-Whitney’s test with the significance level α = 0.05.
The result of research showed that nearly half of the respondents
(40.7%) were in the intermediate level of knowledge, and nearly almost
of the respondent (81,5%) chose to come to midvives to help them during labor. Moreover, the result of Mann-Whitney’s test showed that ρ = 0.000 < α
= 0.05 so that H0 was rejected illustrating that there was a
relationship between the pregnant mother’s level of knowledge about the birth
attendant and the choosing of birth attendant.
The conclusion of this study was that nearly half of the
respondent were in the intermediate level of knowledge. Hence, the midwives
should increase their approach to the society, especially the pregnant and
laboring mothers by giving information to guide where they should go to get the
hygieneous and safe labor in order to be able to decrease the maternal
mortality rate.
Keywords: level of knowledge, choosing of birth attendant.
LATAR BELAKANG
Pemilihan
penolong persalinan merupakan salah satu hal yang sudah harus dilakukan oleh
ibu hamil menjelang kelahiran bayinya karena hal tersebut merupakan salah satu
yang paling mempengaruhi apa yang akan terjadi selama proses persalinan.
Persalinan yang aman memastikan bahwa semua penolong persalinan mempunyai
keterampilan dan alat untuk memberikan pertolongan yang aman, bersih dan mencegah terjadinya komplikasi
selama persalinan dan setelah bayi lahir.
Dari survei awal yang dilakukan di desa Larangan
Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan pada bulan Januari-Maret 2012
terdapat 36 ibu bersalin, dimana dari 10 ibu bersalin, 6 diantaranya bersalin
di tenaga kesehatan dan 4 ibu bersalin di tenaga non kesehatan. Data di
Puskesmas Palengaan tercatat terdapat 29 ibu hamil di Desa Larangan Badung dan
dari hasil wawancara terhadap 7 ibu hamil trimester III, didapatkan 2 ibu hamil
memilih persalinan ke tenaga non kesehatan atau dukun.
Dengan
rendahnya tingkat pengetahuan ibu tentang penolong persalinan membuat ibu lebih
memilih pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan padahal hal tersebut
akan menimbulkan berbagai masalah karena persalinan pada manusia setiap saat
terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan
pengawasan, pertolongan, dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai serta
penolong persalinan yang terlatih. Tenaga kesehatan khususnya bidan sebagai
tenaga terlatih dalam masyarakat memegang peranan penting untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat khususnya pada ibu hamil dan bersalin salah satunya
dengan cara pelaksanaan sosialisasi atau penyuluhan secara intensif dan
berkesinambungan untuk mengarahkan kemana persalinan dilakukan untuk
mendapatkan pertolongan persalinan yang bersih dan aman.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan adalah bersifat analitik
observasional karena bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel. Sedangkan
jenis penelitian yang digunakan adalah Cross
Sectional. Cross sectional
merupakan rancangan penelitian yang melakukan pengukuran atau pengamatan data
variabel independen yaitu tingkat pengetahuan ibu hamil tentang penolong
persalinan dan variabel dependen yaitu pemilihan penolong persalinan hanya satu
kali pada saat bersamaan (sekali waktu).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil
trimester III di desa Larangan Badung sebanyak 29 responden. Sampling dilakukan
secara probalitity sampling dengan
tujuan untuk memberikan peluang yang sama dalam pengambilan sampel dan tekhnik
yang digunakan adalah simple random
sampling yaitu pengambilan sampel secara acak sederhana ( Hidayat, 2007).
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012
Dalam penelitian ini
dibagi menjadi dua variabel, variabel independen adalah tingkat
pengetahuan ibu hamil dan variabel dependen adalah pemilihan penolong
persalinan. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner.
Setelah data terkumpul dari responden dilakukan pengolahan
data dengan cara Editing, Coding, Procesing, Cleaaning dan Tabulating.
Data yang terkumpul kemudian di olah dengan menggunakan perangkat SPSS 17 for windows. Data yang diperoleh dan
dikumpulkan tersebut akan diolah dengan uji statistik Mann Whitney dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Jika
probabilitas < 0,05 atau p < α, maka Ho ditolak berarti ada hubungan tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang penolong persalinan dengan pemilihan penolong
persalinan. Sebaliknya, jika
probabilitas > 0,05 atau p > α, maka Ho diterima berarti tidak ada
hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang penolong persalinan dengan pemilihan
penolong persalinan.
HASIL PENELITIAN
1. Data Umum
a.
Karakteristik responden berdasarkan umur.
Karakteristik
responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di Desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten
Pamekasan bulan Juni 2012.
No
|
Umur (tahun)
|
Frekuensi
|
Persentase (%)
|
1.
2.
3.
|
<20
20-35
>35
|
6
18
3
|
22,2
66,7
11,1
|
|
Jumlah
|
27
|
100,0
|
Sumber: Data primer, Juni 2012.
Tabel
5.1 menunjukkan sebagian besar (66,7%) responden berumur antara 20-35 tahun.
b.
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan.
Karakteristik
responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.2 Distribusi
frekuensi responden berdasarkan pendidikan di Desa Larangan Badung Kecamatan
Palengaan Kabupaten Pamekasan bulan Juni 2012.
No
|
Pendidikan
|
Frekuensi
|
Persentase (%)
|
1.
2.
3.
|
Dasar (SD, SMP)
Menengah (SMA/SMK)
Tinggi (Akademi, PT)
|
23
2
2
|
85,2
7,4
7,4
|
|
Jumlah
|
27
|
100,0
|
Sumber : Data primer, Juni 2012
Tabel 5.2 menunjukkan hampir seluruh (85,2%) responden berpendidikan
dasar (SD, SMP).
c.
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan.
Karakteristik
responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan
pekerjaan di Desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan bulan
Juni 2012.
No
|
Pekerjaan
|
Frekuensi
|
Persentase (%)
|
1.
2.
3.
4.
|
Tidak Bekerja/IRT
Buruh Tani
Swasta
PNS
|
16
7
2
2
|
59,3
25,9
7,4
7,4
|
|
Jumlah
|
27
|
100,0
|
Sumber : Data primer, Juni 2012
Tabel
5.3 menunjukkan sebagian besar (59,3%) responden tidak bekerja/IRT.
d. Karakteristik responden
berdasarkan gravida.
Karakteristik
responden berdasarkan jumlah kehamilan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan
jumlah kehamilan di Desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten
Pamekasan bulan Juni 2012.
No
|
Gravida
|
Frekuensi
|
Persentase (%)
|
1.
2.
3.
|
Primigravida
Multigravida
Grandemultipara
|
13
14
0
|
48,1
51,9
0
|
|
Jumlah
|
27
|
100,0
|
Sumber : Data primer, Juni 2012
Tabel 5.4 menunjukkan sebagian besar responden (51,9%) adalah
multigravida.
2. Data Khusus
a. Karakteristik responden
berdasarkan tingkat pengetahuan ibu.
Karakteristik
responden berdasarkan tingkat pengetahuan ibu dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat
pengetahuan ibu tentang penolong persalinan di Desa Larangan Badung Kecamatan
Palengaan Kabupaten Pamekasan bulan Juni 2012.
No
|
Tingkat
pengetahuan
|
Frekuensi
|
Persentase (%)
|
1.
2.
3.
|
Baik
Cukup
Kurang
|
10
11
6
|
37,0
40,7
22,2
|
|
Jumlah
|
27
|
100,0
|
Sumber : Data primer, Juni 2012
Tabel 5.5 menunjukkan hampir
setengah (40,7%) responden memiliki tingkat pengetahuan cukup tentang penolong
persalinan.
b. Karakteristik responden
berdasarkan pemilihan penolong persalinan.
Karakteristik
responden berdasarkan pemilihan penolong persalinan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan
pemilihan penolong persalinan di Desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan
Kabupaten Pamekasan bulan Juni 2012.
No
|
Pekerjaan
|
Frekuensi
|
Persentase (%)
|
1.
2.
|
Bidan
Dukun
|
22
5
|
81,5
18,5
|
|
Jumlah
|
27
|
100,0
|
Sumber : Data primer, Juni 2012
Tabel
5.6 menunjukkan hampir seluruh (81,5%) responden memilih penolong persalinan
bidan.
c.
Karakteristik hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang penolong persalinan
dengan pemilihan penolong persalinan.
Karakteristik
responden berdasarkan hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang penolong
persalinan dengan pemilihan penolong persalinan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.7 Tabulasi silang hubungan tingkat pengetahuan
ibu tentang penolong persalinan dengan pemilihan penolong persalinan di Desa
Larangan Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan bulan Juni 2012.
Tingkat Pengetahuan
|
Pemilihan penolong
persalinan
|
Total
|
||||
|
Bidan
|
Dukun
|
|
|
||
|
N
|
%
|
N
|
%
|
∑
|
%
|
Baik
|
10
|
100,0
|
0
|
0
|
10
|
100,0
|
Cukup
|
11
|
100,0
|
0
|
0
|
11
|
100,0
|
Kurang
|
1
|
16,7
|
5
|
83,3
|
6
|
100,0
|
Total
|
22
|
81,5
|
5
|
18,5
|
27
|
100,0
|
Sumber: Data primer, Juni 2012
Tabel 5.7 menunjukkan dari 10 responden yang memiliki pengetahuan baik
tentang penolong persalinan seluruhnya (100%) memilih penolong persalinan bidan, dari 11 responden yang
memiliki pengetahuan cukup tentang penolong persalinan seluruhnya (100%)
memilih penolong persalinan bidan, dan dari 6 responden yang memiliki tingkat
pengetahuan kurang tentang penolong persalinan hampir seluruhnya (83,3%)
memilih penolong persalinan dukun. Dari hasil uji Mann Whitney dengan tingkat signifikan 0,000 (α= 0,05) berarti H0 ditolak yang berarti ada hubungan
tingkat pengetahuan ibu hamil tentang penolong persalinan dengan pemilihan
penolong persalinan di desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten
Pamekasan.
PEMBAHASAN
A.
Tingkat Pengetahuan
Berdasarkan
tabel 5.5 menunjukkan dari 27 responden hampir setengah (40,7%) memiliki
tingkat pengetahuan cukup tentang penolong persalinan. Pengetahuan yang cukup
dapat disebabkan masih banyak ibu hamil yang belum mengerti tentang peran dan
kriteria dari penolong persalinan serta resiko pertolongan persalinan oleh
tenaga non kesehatan (dukun) . Pengetahuan dapat diperoleh dari proses yang
terjadi dimana dan kapan saja, sifat khas dari belajar adalah memperoleh
sesuatu yang belum diketahui sekarang dapat diketahui, yang belum dimengerti
sekarang dapat dimengerti. Hal tersebut sesuai dengan teori Notoatmodjo (2003)
bahwasanya pengetahuan merupakan hasil
tahu dan ini terjadi setelah orang tersebut melakukan penginderaan terhadap
objek tertentu. Dan menurut Hasan ( 2005) menyebutkan bahwa pengetahuan adalah
segala sesuatu yang diketahui.
B. Pemilihan
Penolong Persalinan
Berdasarkan
tabel 5.6 menunjukkan dari 27 responden hampir seluruh (81,5%) memilih penolong
persalinan bidan. Hal ini dikarenakan jumlah bidan di desa Larangan Badung
sudah cukup banyak serta kegiatan masyarakat khususnya yang berkaitan dengan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) seperti posyandu dan pertemuan dengan tokoh
masyarakat dan kader setempat juga aktif dilaksanakan. Disinilah bidan aktif
melakukan penyuluhan dan tanya jawab dengan masyarakat khususnya yang berkaitan
dengan masalah kesehatan. Oleh sebab
itu, masyarakat cenderung sudah mengenal dekat keberadaan bidan dan lebih
memilih penolong persalinan bidan. Mereka beralasan bidan telah memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan standar pertolongan persalinan
sehinggga merasa lebih aman untuk melahirkan di bidan. Bidan di wilayah
Larangan Badung juga tetap menghargai peran dukun bayi, sehingga tetap terus
melakukan kemitraan.
Pada tabel 5.6
juga dapat diketahui bahwa terdapat 5 (18,5%)
responden yang memilih penolong persalinan pada dukun. Kondisi ini
menurut peneliti disebabkan karena ibu tidak mengetahui faktor-faktor resiko
dan bahaya jika pertolongan persalinan dilakukan oleh dukun dengan segala
keterbatasan pengetahuannya tentang perawatan persalinan. Ketika harus
memutuskan kepada siapa persalinannya akan ditolong, maka pengalaman orang tua
dan orang-orang yang disekitarnyalah yang lebih dijadikan acuan ketimbang
faktor kompetensi si penolong persalinan. Mereka menganggap bahwa bersalin ke
dukun atau bidan sama saja. Selain itu, faktor jarak juga mempengaruhi ibu
hamil dalam memilih penolong persalinan. Mereka yang memilih dukun beralasan
karena dukun tinggal dekat dengan rumah mereka. Adanya anggapan bahwa
melahirkan di bidan atau dukun sama saja, menjadikan ibu hamil termasuk
keluarganya lebih memilih dukun sebagai penolong daripada pada bidan yang
memiliki jarak lebih jauh dengan tempat tinggal mereka.
C.
Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Penolong Persalinan Dengan Pemilihan Penolong
Persalinan
Hasil uji
statistik Mann Whitney dengan
menggunakan SPSS 17,0 didapatkan ρ = 0,000 yang berarti ρ < 0,05 maka ada
hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang penolong persalinan dengan pemilihan
penolong persalinan.
Berdasarkan
tabel 5.7 tabulasi silang menunjukkan bahwa dari 10 responden yang
berpengetahuan baik seluruhnya (100%) memilih penolong persalinan bidan, dari
11 responden yang berpengetahuan cukup seluruhnya (100%) memilih penolong
persalinan bidan, dan dari 6 responden yang berpengetahuan kurang hampir
seluruhnya (83,3%) atau 5 responden memilih penolong persalinan dukun. Hal ini
menunjukkan bahwa pada ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik dan cukup
memiliki kesadaran yang lebih tinggi untuk memilih penolong persalinan ke
tenaga kesehatan (bidan) karena ibu hamil sudah memahami bahwa setiap
persalinan itu beresiko sehingga semua persalinan harus ditangani oleh tenaga
yang terlatih dan memiliki keterampilan yang sudah memenuhi syarat yang sudah
ditetapkan oleh pemerintah dalam hal ini adalah seorang bidan. Tingkat
pengetahuan yang baik membuat seseorang lebih selektif dalam memilih penolong persalinan
untuk dirinya, terutama memilih penolong persalinan yang lebih profesional.
Menurut
Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan indikator dari orang melakukan
tindakan sesuatu, jika seseorang didasari pada pengetahuan yang baik terhadap
kesehatan maka orang tersebut akan memahami bagaimana kesehatan itu dan
mendorong untuk mengaplikasikan apa yang akan diketahui.
SIMPULAN
Berdasarkan data
hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Ibu
hamil hampir setengahnya memiliki tingkat pengetahuan cukup tentang penolong
persalinan di desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan.
2.
Ibu
hamil hampir seluruhnya memilih penolong persalinan bidan di desa Larangan
Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan.
3.
Ada
hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang penolong persalinan dengan
pemilihan penolong persalinan di desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan
Kabupaten Pamekasan.
SARAN
1.
Bagi
masyarakat
Diharapkan masyarakat khususnya ibu
hamil untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang penolong persalinan termasuk
juga tentang pentingnya memilih pertolongan persalinan kepada tenaga kesehatan
dalam hal ini adalah bidan.
2.
Bagi
peneliti selanjutnya
Diharapkan dapat melanjutkan
penelitian dengan teknik pengambilan dan analisa data yang lebih akurat
sehingga lebih sempurna di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Hidayat (2007)
. Metode Penelitian Kebidanan Teknik
Analisis Data . Jakarta, Salemba Medika
Alwi&Hasan( 2005) . Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta, Balai Pustaka
Arikunto, Suharsini (2004)
. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik . Jakarta, Rineka Cipta
Mansor,Antonius (2011).
Persalinan dan Penolong Persalinan .http://papuapost.com/2011/02/persalinan-dan-penolong-persalinan.html,
diakses tanggal 9 April 2012
Notoatmodjo, Soekidjo
(2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan . Jakarta, Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo
(2007) . Kesehatan Masyarakat Ilmu dan
Seni . Jakarta, Rineka Cipta
Rohani, dkk (2011).
Asuhan Kebidanan Pada Masa
Persalinan . Jakarta, Salemba Medika
Wawan
dan Dewi (2010) . Teori dan Pengukuran
Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta, Nuha Medika